ISMI Malang Raya: Dari Meja Pingpong sampai Diskusi Hangat Para Saudagar, Sehangat Rawon Blora
Sabtu pagi yang cerah. Tapi tidak dengan urusan "sumatra tengahku" yang tak karuan dari subuh. Keluar rumah matahari sudah menyengat ubun-ubun. Sengaja ambil rute depan Mal Dinoyo tembus taman Merjosari lalu berjalan mulus ke Sigura-gura. Niatnya sambil mampir di toko buah untuk buah tangan.
Rencana sering tak seindah realitanya. Berawal dari jalan yang dilockdown depan Mal Dinoyo ada keramaian, keruwetan pun dimulai.
Setelah muter-muter cari tembusan, mampir di toko buah ternyata zonk. Modal yakin saja, akhirnya ada yang jual. Buah si madu siam ini kelihatan orange menggoda tapi kurang kinclong. Minta lap sama mas-mas yang jual. Pekerjaan tambahan lap-melap si orange madu pun dimulai di tengah terik menjelang siang. Anggap saja pemanasan sebelum laga vs master pingpong.
Tak mengapalah berpanas ria demi buah tangan untuk Gurunda tercinta. Ada perasaan ngeganjal pergi bertamu tanpa menenteng apa-apa.
Saya lihat lagi jam si hape, untuk urusan sekantong siam madu ini harus menguras waktu 45 menit. Belum juga main sudah keringatan, itu sisi baiknya tak perlu lagi pemanasan.
Tiba di Teras Rakyat, sebenarnya lebih besar yang awalnya saya bayangan. Bangunan ini sangat luas, cukup untuk mengoleksi 10 pajero di tambah 5 harley. Ada koridor yang ditempati meja pinpong dengan dua pembatas, delapan sofa embuk besar-besar yang dialasi karpet turki yang tebal muat untuk 20 puluhan tamu.
Berselang 5 menit, Pak Sekum ISMI datang bersama si dianya. Katanya telat datang, baru pulang dari Surabaya jam 2 dini hari. Ehmmm... tapi saya lihat wajah beliau cerah ceria mengalahkan sang surya tengah hari. Sangat kontras, tak terlihat kelelahan sama sekali. Malah melihar bugarnya seperti manten anyar pulang bulan madu, hehe...
Kemudian Ayah CF mulai kasih wejangan tentang ISMI dan proyeksi kedepannya seperti apa. Tentu prioritas penting pertama adalah merampungkan susunan kepengurusan ISMI Malang Raya untuk rampung sebelum pelantikan 8 Oktober nanti.
"ISMI merangkul semua golongan dan lapisan. ISMI ada untuk menopang kesuksesan bersama pengurus dan anggotanya." Itu sekelumit pesan yang disampaikan Ayah CF. Untuk versi lengkap isi notulensinya itu tugasnya Pak Budi untuk membuat laporannya, titah langsung dari Ayah CF. Tentulah saya tak mungkin melangkahi sang senior.
Sempat pemasan main pingpong sama Mas Imam Fauzi, ternyata dia hebat juga mainnya sampai rubber set. Lalu break salat zuhur dan makan siang.
Saya datang sengaja pakai training karena niatnya memang mau main tenis. Seingat saya 12 tahun tak pernah lagi megang bet pingpong. Sepertinya sudah lupa cara mukul bola, hehe...
Menjelang azan zuhur, kami asyik main pingpong. Para saudagar pun terdengar riuh berdiskusi. Ada banyak topik hangat yang mereka bahas. Mulai dari bisnis sampai isu pilwali Malang.
Jeda shalat zuhur. Selepas itu Bunda Yuni menyuguhkan hidangan makan siang spesial. Rawon Blora. Sangat asing di telinga menu satu ini. Sepintas saya berpikir tentang Blora, kabupaten di Jawa Tengah yang langsung berbatasan dengan Ngawi dan Bojonegoro, ternyata punya kuliner istimewa ini. Pritilannya memang khas rawon ada toge sumbu pendek (toge sumbu panjang biasanya untuk isian tahu brontak), dagingnya empuk seperti direbus lama. Khasnya ada tahu dan tambahan tempe goreng. Soal tahu ini bikin Mas Iqrok nambah dua piring rawonnya, "Tadi nyari tahunya. Ternyata sudah habis." Sewaktu saya tanya karena ketahuan nambah lagi, hehe...😆😁
Bedanya, kuahnya warna coklat rasanya segar pedes ada tambahan rawit. Naasnya saya tak menyadarinya, malah nekat nyolek sambel rawit merah yang menggoda itu ke dalam piring. Reaksi pedasnya baru terasa berdenyut saat suapan kelima. Mulai dari buah kates, jeruk sampai strawberi kecut seger itu tak mampu menawar rasa pedasnya. Takutnya perut mules. Tapi Alhamdulillah aman-aman saja. Bisa jadi Bunda Yuni bikinnya dengan sepenuh hati jadi barokah buat yang makan. Bisa jadi... 😀
Setelah acara makan siang spesial itu, Pak Sekum lanjut membahas tentang kepengurusan. Tentu agenda-agenda ISMI yang bakal bersinergi dengan banyak pihak. Saya tak terlalu terlibat dalam diskusi itu. Ratu diskusi siang ini adalah Mbak Lilik, dengan intonasi suara dan tawa renyahnya bikin diskusi tambah hangat, sehangat rawon Blora maknyuss Bunda Yuni.
Di meja pingpong, Ustadz Rokhmat yang jadi bintangnya. Tiga lawan tumbang dengan kemenangan mutlak. Aduh, sampai bahu kanan kram dan lutut berdenyut-denyut, tak juga mampu mengatasi bola-bola presisi beliau yang mematikan. Seperti butuh latihan serius untuk revans minggu depan.
Catatan pinggir diskusi ISMI 21 September 2024 di Teras Rakyat
By Joni Lis Efendi
(Anggota Bidang Komunikasi, Informasi dan Media)
Komentar
Posting Komentar